Friday, September 16, 2016

Awas! Susu Tinggi Protein dalam Sufor Dapat Menjadi Penyebab Alergi!



Ku Cari Sehat - Produk susu tinggi protein yg bisa didapat pada pasaran ialah susu konsentrat protein atau milk protein concentrate (MPC). Susu jenis ini memiliki kandungan protein antara 40-90 %.

Yg pertama-tama dilakukan buat membentuk susu tinggi protein melalui MPC merupakan memisahkan susu sebagai krim serta susu skim. Selanjutnya, susu skim dipisahkan menggunakan ultrafiltrasi guna membentuk konsentrat skim menggunakan kandungan laktosa yang kian sedikit. Filterisasi ini memakai teknik penyesuaian ukuran molekul senyawa pada susu.
Sebab molekul kasein dan  whey protein mempunyai molekul lebih besar , maka kedua senyawa tadi akan tertinggal. Senyawa yang tertinggal ini kemudian dikeringkan sebagai akibatnya membentuk serbuk. Proses susu tinggi protein selanjutnya ialah pemanasan tingkat rendah guna mempertahankan nilai gizi.

Selain dengan proses ultrafiltrasi, produk susu tinggi protein pula mampu diproduksi dengan cara mengendapkan protein asal susu. Bisa pula dengan melalui proses pencampuran protein susu dengan komponen susu lainnya. Meski tinggi protein, bukan berarti susu jenis ini meninggalkan senyawa lainnya. Beberapa mineral berharga yg tetap terkandung pada dalamnya ialah magnesium, fosfor, dan  kalsium.

Sebagian Bayi Berisiko Alergi terhadap Susu Tinggi Protein

keliru satu produk yg menggunakan susu tinggi protein atau MPC menjadi bahan bakunya adalah susu formula bayi. Hal ini patut diwaspadai karena sebagian bayi berkemungkinan buat alergi terhadap kandungan protein dalam susu formula yg mereka konsumsi.

Alasan bayi mengalami alergi terhadap susu tinggi protein merupakan sebab sistem kekebalan tubuh mereka menduga protein pada susu menjadi sesuatu yang membahayakan tubuh sebagai akibatnya wajib  dilawan. Saat reaksi alergi ini terjadi, maka Si mungil akan simpel rewel dan  simpel marah. Mereka kemungkinan pula akan mencicipi sakit perut atau tanda-tanda lainnya.

Sampai kini   para pakar belum mengetahui menggunakan absolut kenapa terdapat bayi yang alergi terhadap protein susu dan  ada yang tidak. Hanya saja, poly yang meyakini bahwa hal ini terkait dengan faktor genetik. Yang patut diperhatikan pula adalah risiko alergi protein susu ternyata lebih rendah di bayi yg sebelumnya menerima ASI.

Alergi terhadap susu tinggi protein tidak sinkron menggunakan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa merujuk kepada syarat pencernaan bayi yang tidak mampu mencerna laktosa. Syarat intoleransi laktosa sendiri jarang ditemukan di bayi, namun lebih awam ditemukan di orang-orang usia remaja atau dewasa. Untuk alergi protein pada susu sendiri umumnya akan hilang dengan sendirinya saat mereka berusia 3-5 tahun.

Fungsi Lain Susu Tinggi Protein

Selain menjadi bahan susu formula bayi, susu tinggi protein atau MPC juga biasa dipakai di dalam industri makanan. Industri minuman, makanan, dan  produk nutrisi lainnya poly yang memakai produk MPC. Model produk-produk yg memanfaatkan susu jenis ini, diantaranya:


  • makanan ringan berprotein (protein bar)
  • Yoghurt
  • Produk keju
  • Roti
  • Bahan tambahan di permen
  • makanan penutup yg dibekukan

Selain industri kuliner, pemakaian susu tinggi protein pula bisa ditemukan pada dalam produk perawatan kecantikan.

Khusus bagi pelaku industri keju, eksistensi susu tinggi protein sangat menguntungkan secara irit. Menggunakan produk ini, keju yang didapatkan akan memiliki kandungan protein lebih tinggi, belum lagi keju yang dihasilkan sebagai lebih banyak. Padahal, kapital yg dibutuhkan buat memproduksinya sama menggunakan menggunakan produksi keju biasa.

0 comments

Post a Comment