Thursday, September 15, 2016

Apakah Menyusui Dapat Mencegah Kehamilan ?

Menyusui Hamil Lagi ?

Ku Cari Sehat - Bagi bunda yang menyusui setelah melahirkan, kemungkinan akan mengalami keterlambatan haid. Ini dikarenakan bunda menyusui mempunyai hormon prolaktin. Hormon penghasil Air Susu bunda (ASI) ini juga berperan menekan pelepasan hormon yang bertugas mematangkan serta menyuburkan sel telur serta membentuk lapisan rahim buat memelihara sel telur yg baik dan subur.

Penundaan haid alamiah ini dianggap amenore laktasi (lactational amenorrhea – LAM). Menggunakan begini, selama mak   menyusui bayi baru lahir hingga beberapa bulan, bunda bisa tidak hamil atau menggunakan kata lain bunda sedang tidak fertile. Ini mungkin merupakan cara alami tubuh memberitahukan bahwa seluruh kapasitas tubuh mak   hanya bisa untuk menangani satu bayi baru lahir serta belum siap buat mempunyai bayi lagi. LAM diketahui efektif pada mencegah kehamilan Bila bunda memenuhi beberapa kondisi.

Berikut adalah beberapa kondisi yang mampu membuat hadiah ASI dapat mencegah kehamilan berikutnya.

Bunda belum haid sehabis melahirkan atau selesainya nifas

Jika ibu telah mengalami haid, adalah telah tidak mampu lagi mengandalkan periode menyusui menjadi kontrasepsi alami dan  mampu hamil kapan pun. Tetapi, terdapat jua kurang lebih lima % berasal para mak   menyusui yang bisa hamil sebelum mereka haid pasca melahirkan. Ini sebab fase subur perempuan   berada di kurang lebih saat ovulasi, yaitu 12-16 hari sebelum haid.

Bayi Wajib berusia maksimal 6 bulan

ibu perlu menggunakan metode kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan sehabis bayi berusia enam bulan. Pada saat ini, bunda telah menjadi lebih mungkin buat hamil lagi.

Bunda harus menyampaikan ASI secara eksklusif

Ini adalah bayi hanya menerima ASI secara langsung serta bukan dari botol. Berikan ASI tiap 2-3 jam di siang hari atau sesering kebutuhan bayi. Selain itu, berikan juga ASI di malam hari dengan jeda saat antar menyusui tidak lebih berasal enam jam. Ini karena kadar hormon kesuburan ibu cenderung tertinggi selama jam tidur, sehingga bunda perlu menyusui pada malam hari agar hormon prolaktin menekan hormon kesuburan. Jika bayi sudah mulai bisa tidur sepanjang malam tanpa minta ASI, hormon kesuburan mampu kembali bekerja mirip biasa, ialah bunda telah tidak dalam fase LAM.

Ad interim buat pengenalan kuliner padat, tunggulah hingga bayi setidaknya berusia enam bulan. Atur anugerah makanan padat menjadi tambahan, bukan pengganti ASI. Bila bayi yang diberi kuliner padat mulai mengurangi konsumsi ASI, berarti bunda harus mengurangi pemberian  makanan padat agar dia mampu kembali menaikkan asupan ASI. Penelitian sudah menunjukkan bahwa ibu menyusui yg berlatih melakukan langkah ini dapat memiliki periode LAM rata-homogen selama 14 bulan sebelum haid dan  fertile kembali.

Tetapi LAM mampu menjadi tak efektif lagi Jika bayi sudah bisa tidur lebih usang di malam hari dan  secara natural memberi jarak pada ASI, selain berasal mak   meningkatkan anugerah kuliner padat seiring perkembangan usia bayi. Lalu, bagaimana jadinya Bila mak   telah tidak dalam periode LAM serta sudah dinyatakan positif hamil lagi?

Bunda Dinyatakan aman untuk Menyusui waktu Hamil

mak   bisa melanjutkan menyusui ketika sedang hamil. Tak perlu khawatir akan kekurangan nutrisi buat membentuk ASI yg cukup sekaligus menyehatkan bayi yang tumbuh dalam kandungan. Menggunakan mengonsumsi makanan sehat serta seimbang serta konsisten dalam memenuhi asupan cairan, mak   bisa memenuhi semua kebutuhan itu. Tetapi, menyusui waktu hamil memang berbeda menggunakan kondisi menyusui saat tidak hamil. Ibu akan mendapati beberapa perubahan berikut.


  • Menyusui menjadi kurang nyaman. Selama kehamilan, nyeri puting serta payudara umum  terjadi, ditambah dengan kelelahan yg berafiliasi menggunakan hormon kehamilan membentuk ketidaknyamanan bunda hamil yang menyusui menjadi lebih terasa.
  • Balita menjadi kurang berselera mengonsumsi ASI. Jika bayi sudah bisa bicara, dia mungkin akan mengatakan bahwa rasa ASI sebagai berbeda. Pada nyatanya, rasa ASI akan berbeda sebab menjelang akhir masa kehamilan, bunda menghasilkan kolostrum, yaitu susu kental berwarna kekuningan.
  • Terjadi kontraksi ringan. Terkadang mak   mengalami beberapa kontraksi ringan, akan tetapi tidak perlu risi karena ini normal menjadi dampak stimulasi pada payudara yg memicu pelepasan hormon oksitosin. Tetapi dalam kondisi kehamilan yang normal, kadar hormon ini tidak sampai memicu persalinan dini. Meskipun kontraksi ini tidak menjadi perhatian selama kehamilan tanpa komplikasi, dokter kemungkinan permanen akan mencegah menyusui waktu hamil Bila ibu berisiko menjalani persalinan prematur.
Intinya, lamanya LAM bervariasi di tiap perempuan   serta tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, buat mencegah kehamilan selesainya melahirkan bayi, ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom, pil KB yg hanya mengandung progestin, suntikan Depo-Provera, atau indera kontrasepsi yg ditanam pada pada rahim (IUD).

0 comments

Post a Comment